UIN Walisongo, www.jqh .or.id Unit Kegiatan Mahasiswa Jami’atul Quro wal Hufadz mengadakan acara Bedah Kitab “Akhlak Li al-Banin” 2024. Selasa, (28/05).
Seminar Bedah Kitab yang dilaksanakan pada Selasa, (28/05) di Ruang
Teatrikal Gedung Prof. Qodry Azizy UIN Walisongo, Kecamatan Ngaliyan, Kota
Semarang. Kegiatan ini mengusung tema “Aktualisasi Moral Of Force Generasi Muda
Melalui Perspektif Syekh Umar Baradja.” Menurut Ketua panitia Anas Noor Haqqi “Tujuan dilaksanaknnya seminar ini adalah sebagai
sarana untuk memberikan pemahaman, menginspirasi, dan memberdayakan generasi
muda dalam mengembangkan moralitas yang diajarkan oleh Syekh Umar Baradja
terhadap keilmuan yang selaras dengan akhlakul karimah”. Hal ini dianggap penting
karena masih ada fikiran bahwa memiliki daya kritis terhadap sesuatu hal di
anggap tidak pantas, baik dengan dosen maupun mahasiswa. Dengan adanya acara
ini diharapkan mampu untuk memprogresifkan generasi muda ini untuk untuk
berfikir kritis dan menumbuhkan akhlak yang baik berbasis nilai-nilai
keislaman. Ketua panitia juga menambahkan “Saya secara pribadi mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh panitia yang membantu tenaga, pikiran, dan
waktu untuk menylenggarakan acara seminar ini dengan baik,” imbuhnya.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jami’atul Quro wal Hufadz memiliki beberapa divisi diantaranya adalah Tafsir dan Bahtsul Kutub. Dalam sambutannya, Arman Ubaidillah selaku ketua UKM JQH menyampaikan bahwa dengan melihat kondisi generasi muda sekarang, banyak dari teman- teman yang kurang dapat mengimplementasikan konsep moral dalam proses mencari ilmu. Acara ini di hadiri dan dibuka oleh wakil dekan III bidang kemahasiswaan, “Memang wahyu yang diturunkan pertama adalah perintah untuk membaca, namun tujuan Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak,” ucapnya. Rustam Dahar Karnadi Apollo Harahap juga menambahkan “Semoga para peserta dapat mengikuti, menyimak, dan mengimplementasikan ilmu yang di dapatkan dengan baik,” pungkasnya. Selanjutnya, diskusi dipantik oleh Darma Taujuhurrahman yang mempertanyakan “Bagaimana aktualisasi kebenaran yang bersifat relatif kepada generasi muda yang sedang mencari ilmu? ” ujarnya. Dalam segmentasi akhlak, moral dapat dikategorikan dalam dua hal, pertama moral ketuhanan, berarti cara pandang terhadap tuhan berorientasi pada ibadah, hal ini harus disadari karena “Kita semua adalah miliknya Allah, meskipun tidak di ciptakan surga dan neraka, namun tugas kita adalah untuk beribadah kepadanya termasuk belajar.” Jawab Habib Mustofa Bin Ja’far Al Muhdhor. Kedua, moral etika, yaitu segala hal yang berhubungan dengan cara atau penerapan atas apa yang dipelajari. Habib Mustofa menambahkan “Kita harus memiliki ilmu untuk dapat beradab, pembiasaan, dan mempengaruhi orang lain untuk berbuat baik terutama dalam mencari ilmu.” Selanjutnya akhlak juga jangan dipandang sebagai hal yang membatasi kalau murid atau mahasiswa tidak boleh memiliki sikap kritis terhadap guru atau dosennya. “Ide dan gagasan kritis itu tetap harus berada dan selaras dengan nilai penyampaian yang baik,” tegas Habib Mustafa.
Acara ini berlangsung pada pukul 08:00-12:00 WIB dengan jumlah peserta 90 yang terdiri dari 82 peserta pendaftar dan 8 delegasi dari UKM di wilayah Fakultas Syari’ah dan Hukum, serta organisasi keislaman di dalam dan luar UIN Walisongo Semarang. Diskusi yang berlangsung sangat menarik dan interaktif dengan banyak pertanyaan yang muncul dari para peserta. “Acara ini sangat bagus untuk meningkatkan kesadaran generasi muda yang dapat dikatakan minim akhlak dalam kepribadiannya,” kesan Muhammad Iqbal sebagai peserta kegiatan.
0 Komentar