Membangun Cinta dan Keterampilan dalam Membaca Al-Qur’an melalui Tartil, Tilawah, dan Qira’ah


Unit Kegiatan Mahasiswa JQH eL-Fasya eL-Febi’s mengadakan Seminar dan Parade Tilawah yang diselenggarakan di Ruang Theater Planetarium dan Observatorium KH. Zubair Al-Jailani, UIN Walisongo Semarang, Rabu (31/5/2023) 

Acara dihadiri oleh 120 peserta yang terdiri dari berbagai universitas dengan mengusung tema "Membangun Cinta dan  Keterampilan dalam Membaca Al-Qur’an melalui Tartil, Tilawah, dan Qira’ah". Acara ini menghadirkan narasumber yang luar biasa yaitu Ustadz Muhammad Mas’ud Shahat (Qori' Internasional).

Acara ini dibuka langsung oleh Bapak Suherman selaku Pembina JQH eL-Febi’s. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan bahwa peserta yang hadir dalam acara ini akan mendapatkan banyak pengetahuan antara lain adalah tentang lahirnya naghomu-l-Qur’an  

“Saya kira ini adalah suatu yang menarik, dimana tilawah dikemas dalam acara seminar, nanti peserta akan mendapatkan suatu pengetahuan bagaimana lahirnya naghomu-l-Qur’an dan Tilawatu-l-Qur’an yang nanti akan disampaikan langsung oleh Pemateri pada seminar ini”

Acara ini resmi dibuka oleh Bapak Suherman yang sebagai dibuka secara simbolis dengan pemotongan tumpeng yang dipotong langsung oleh beliau dan diberikan kepada Ketua JQH eL-Febi’s. Kemudian, acara dilanjut dengan seminar tilawah yang dimoderatori oleh Ustadzah Noura Khasna Syarifa (Qari’ah Nasional).

Ustadz Mas’ud mengawali materi dengan menyampaikan motivasi bahwa jangan malu untuk mempertontonkan hal-hal baik, karena saat ini orang-orang sudah secara terang-terangan dalam melakukan maksiat. 

“Jangan ragu untuk memperlihatkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki, jangan takut dibilang ria atau pamer, karena saat ini sudah banyak orang yang memamerkan maksiatnya,” ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa seorang qari’ harus memahami 4 tingkatan bacaan, yaitu tartil (membaca Al-Qur’an dengan lamban, sehingga seluruh tajwid dan makhrajnya terdengar sempurna), tahqiq (hampir sama dengan tartil, namun lebih lamban lagi), hadr (membaca secara cepat, tapi masih terlihat jelas tajwid dan makhrajnya), dan tadwir (antara tartil dan hadr).

Lebih lanjut, beliau menerangkat bahwa seorang qari’ harus menguasai nagham untuk memperindah bacaan Al-Qur’an, nagham yaitu meperindah bacaan Al-Qur’an dengan memperhatikan kaidah-kaidah khusus, tidak boleh mengutamakan lagu namun menyalahi tajwidnya.

“Dalam melantunkan Al-Qur’an dengan nagham, tidak boleh melebihi kadar yang telah ditentukan oleh Ulama kita,” terangnya.

Dan terakhir beliau langsung mempraktikan langsung di hadapan peserta 7 irama membaca Al-Qur’an sekaligus, dan memeberikan decak kagum.

Acara ditutup dengan penampilan parade tilawah yang ditampilkan oleh qari’ dan qari’ah UKM JQH eL-Fasya eL-Febi’s. 

Posting Komentar

0 Komentar