Puasa Sebagai Perisai dari Api Neraka


Oleh : Syukur Abdillah*


    Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Bahkan umat-umat terdahulu pun juga telah melaksanakan puasa, seperti pada firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah ayat 183 yang sudah familiar di kalangan umat Islam. Puasa merupakan salah satu perisai kita agar terhindar dari api neraka, hal ini seperti pada hadist Rasulullah SAW. 

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman: Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya.” [HR. Ahmad dari Jabir radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 4308]


    Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan puasa yang sangat agung, yaitu akan menjadi perisai dari api neraka. Namun sebelum itu, puasa harus menjadi perisai dari maksiat selama menjalani kehidupan dunia ini. Dan inilah hakikat puasa yang sebenarnya, yaitu menahan diri dari perbuatan yang buruk. 

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، ولا يجهل، فإن شاتمه أحد أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ ‏مرتين‏

"Dan puasa adalah perisai, maka ketika seseorang berpuasa janganlah berkata-kata kotor, janganlah berteriak-teriak dan janganlah melakukan kejahilan, dan apabila ada orang mencacinya atau memeranginya hendaklah ia berkata: Saya sedang puasa, saya sedang puasa." [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]


   Tidak hanya sebagai perisai dari api neraka, anak muda yang belum sanggup menikah pun juga dianjurkan untuk berpuasa. Tujuannya agar dapat menjadi perisai dari syahwatnya ketika dirasa belum mampu untuk menikah. Hal ini seperti pada hadist Nabi SAW: 

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang telah mampu hendaklah ia segera menikah, karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa belum mampu hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu]


     Yang paling penting, jika puasa dilakukan secara sukses sebagai terapi selama satu bulan, maka umat Islam akan memperoleh perisai bernama ketakwaaan. Setelah bulan Ramadhan berlalu, sesungguhnya perisai diri bagi umat Islam dari berbagai tindakan buruk dan dosa adalah sikap takwa.

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

والصائم هو الذي صامت جوارحه عن الآثام ولسانه عن الكذب والفحش وقول الزور وبطنه عن الطعام والشراب وفرجه عن الرفث

"Orang yang berpuasa adalah yang anggota tubuhnya berpuasa dari dosa-dosa, lisannya berpuasa dari ucapan dusta, perkataan keji dan persaksian palsu, perutnya berpuasa dari makan dan minum, dan kemaluannya berpuasa dari jima'." [Al-Wabilus Shayyib: 43).


*Penulis adalah Pengurus Tahfidz JQH El-Fasya UIN Walisongo Semarang




Posting Komentar

0 Komentar