Memasuki hari
kedua Pengenalan Tilawah dan Kajian Al-Qur`an (OPTIKA) virtual, calon anggota
baru UKM JQH eL-Fasya eL-Febi’s ditemani oleh Ahmad Adib Nawawi selaku Pengasuh
Rumah Tilawah Al-Husaini yang juga Ketua Umum JQH periode 2003 dalam kegiatan
Seminar Tilawah bertajuk Sampaikan Pesan Cinta Sang Pencipta Melalui Nada dan
Irama. Sabtu, (3/10/2020).
Melalui
aplikasi tatap muka Zoom Online Meeting, pria berkacamata ini menghimbau
agar para qari` agar terus belajar walaupun sudah bisa.
“Jangan berhenti
belajar tilawah. Jangan merasa bahwa kita sudah bisa tilawah. Pada akhirnya kesombongan
muncul, nah pasti di dalam bertilawah ini tidak ada keberkahan,” pesannya
kepada para audien online.
Ia mengatakan
bahwa Abdullah bin Mas’ud, salah seorang sahabat Rasul yang memiliki anugrah
dari Allah berupa suara yang merdu pun masih ingin memperindah lantunan
tilawahnya.
Dimoderatori
oleh Mita Arpansa, seminar ini menjadi menarik ketika sang moderator bertanya
perihal perbedaan pendapat ulama’ yang melarang untuk melagukan Al-Qur’an
dengan alasan panjang pendek atau makharijul huruf-nya tidak sesuai.
“Jadi memang
ada sebuah perbedaan di kalangan kita, dan itu wajar ya. Saya memiliki pedoman
bahwa guru-guru yang mengajari saya, bahkan Prof. Dr. K. Sirot Aqil Al Munawwar
seorang qari` sekaligus mufassir yang luar biasa, beliau memberikan pernyataan bahwa
tilawah ketika ada bacaan mad lien, mad aridh lissukun, dan sebagainya
itu boleh dibaca lebih dari atu alif. Asalkan sesuai dengan koridornya, jadi
tidak terlalu panjang itu biasaya di akhir lagu atau di akhir ayat. Lah tapi
kalau ditengah, ya kita harus sesuaikan. Saya pun mengikuti guru-guru saya dan
itu boleh,” jawabnya.
Ia pun
menegaskan kembali bahwa Rasulullah senang dengan Al-Qur`an yang dibaca
menggunakan lagu.
“Saya khusnudzon
saja lah dengan beliau-beliau yang tidak memperbolehkan itu. Karena Rasulullah
sendiri cinta terhadap Al-Qur`an yang dibaca menggunakan lagu,” tegasnya.
Acara ini
semakin menarik ketika dirinya membeberkan trik latihan pernafasan agar tetap
panjang dan ada power suara.
“Selain
berlatih teori, latihan pernafasan juga perlu dilakukan secara rutin. Caranya
bagaimana? Ya seperti yang dilakuakan Ustadz Muamar Z.A itu. Beliau sering naik
turun tangga, atau lari-lari kecil di tagga. Ternyata itu bisa membawa
perkembangan nafas. Kemudian setiap pagi dan sore beliau menyelamkan kepala di kulah
bak mandi. Terus sambil teriak sekers-kerasmya, kalau tidak kuat naik lagi. Jadi
itu meningkatkan power suara. Atau dengan kita meniup lilin berulang kali,”
bebernya.
(Eva)
0 Komentar