Akmal Habib, Wisudawan Terbaik UIN Walisongo Lakukan Tirakat Ini dalam Kesehariannya


Ketua II UKM JQH eL-Fasya eL-Febi's periode 2018/2019

Mantan Ketua II UKM JQH eL-Fasya eL-Febi’s, M. Akmal Habib berhasil lulus dengan predikat Wisudawan Terbaik se UIN Walisongo Semarang periode 2020. Wisudawan dari jurusan S1 Ilmu Falak Fakuktas Syariah dan Hukum (FSH) ini memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi, yaitu 3,97 dengan skripsinya yang berjudul Alternatif Rashdul Qiblat dalam Tabel Rashdul Qiblat Abadi. Kamis (6/8/2020).

“Alhamdulillah. Meskipun nggak sesuai target (IPK 4,00) seenggaknya masih bisa jadi wisudawan terbaik,” ungkapnya ketika diwawancarai via Whatsapp, Senin (3/8/2020).

Perasaan senang dan lega tentunya sangat ia rasakan ketika apa yang diiginkannya dapat terwujud. Pasalnya ia pernah bernadzar, apabila ia berhasil menjadi wisudawan terbaik maka akan mengadakan acara manaqib dan menyembelih satu ekor ayam.

“Alhamdulillah, lega. Tapi di sisi lain kurang lega juga, soalnya dulu pernah nadzar kalo jadi wisudawan terbaik mau manaqiban nyembelih ayam satu. Gara-gara pandemi nadzarnya belum bisa terpenuhi,” lanjutnya.

Tidak bisa dipungkiri, untuk meraih predikat terbaik universitas ternyata Akmal mengerjakan tugas akhirnya hanya dalam kurun waktu satu bulan lebih satu minggu.

“Dulu udah ngedraf sebelum KKN, udah ACC. Terus pas KKN kecelakaan, nggak jadi nerusin skripsi. Di akhir Januari ngajuin proposal, selesai bimbingan dan daftar sidang awal Maret. Jadi sebulan lebih seminggu lah,” terangnya.

Akmal mengatakan dia juga melakukan tirakat di samping tekun dalam mengerjakan skripsinya. Dia melakukan tirakat berupa tidak memakan ikan laut di kesehariannya.

“Tirakat juga jangan ditinggal. Dulu pernah ngaji Ta’limul Muta’alim. Disana ada kata wa yanbaghi litthalibil ‘ilmi an la ya`kula samakatal bahri, artinya bagi orang yang mencari ilmu, hendaknya tidak memakan ikan laut. Di kitab itu alasannya karena mereka mendoakan orang-orang yang nyari ilmu. Sejak itu tirakat nggak makan ikan laut. Meskipun beberapa kali bolong sih,” tutur santri YPMI Al-Firdaus itu.  

Pria kelahiran Pasuruan, 6 Januari 1999 ini memilih tirakat tersebut lantaran tidak kuat jika melakukan tirakat puasa. Dia mengaku tirakat ini sudah dilakoninya sejak di bangku kelas dua MTs.

“Dulu pas awal kelas dua MTs. Pernah ngaji kitab Ta’limul Muta’alim. Sejak saat itu udah nyoba tirakat nggk makan ikan laut. Soalnya aku kalo mau tirakat puasa itu suka nggak kuat. Jadi aku jalanin tirakat yang sekiranya mampu kujalanin aja. Dan alhamdulillah dari dulu sampe sekarang bisa jadi wisudawan terbaik,” imbuhnya.

Selama masa kuliah, Akmal juga disibukkan dengan berbagai kegiatan pesantren dan organisasi kampus. Ia merupakan anggota Divisi Tafsir dan Bahstul Kutub angkatan 2016 dan sempat menjabat menjadi Ketua II UKM JQH eL-Fasya eL-Febi’s. Selain itu ia juga aktif dalam Community of Santri Scholors of Ministry of Religius Affairs (CSSMORA), sebuah komunitas penerima beasiswa KEMENAG, serta anggota PMII Rayon Syariah. Meski demikian, pria yang hobi main game online ini tetap menyeimbangkan antara kuliah, mondok, organisasi, game online, dan travelling.

Aku iki yo kuliah, yo organisasi, yo mondok, yo ngegame, yo jalan-jalan mbarang. Kuliah kan ada jatah nggak masuk sampe empat kali. Nah itu dimanfaatin. Jangan masuk terus 100%. Sekali-kali perlu ikut kegiatan-kegiatan penting. Atau bermanfaat lainnya. Misalkan ikut lomba, event yang berangkatnya atas nama delegasi dati UIN Walisongo, atau acara-acara yang lain. Asalkan tugas-tugas kuliah yang kalian tinggalin demi ikut event itu tetep harus diselesaikan. Kalo kalian cuma kuliah doang, rugi bos. Tapi kalo kalian Cuma organisasi doang ninggal kuliah terus, ya rugi juga bambang. Kalo kalian gamers tetep harus punya cita-cita jadi yang terbaik. Bukan berarti gamers tidak bisa dapat nilai bagus. Harus diimbangi akademik pastinya,” pungkasnya sebagai pesan pada mahasiswa agar tetap menjadi yang terbaik. 

(Eva)

Posting Komentar

0 Komentar