Antara Kebahagian Bersama dan Idul Adha di Masa Pandemic Covid19



Oleh : Vina Ma'rifatika*

Kisah dalam Q. S. As-shaffat memberi pesan moral bahwa ada pengorbanan untuk yang dicintai. Drama luar biasa yang terjadi antara Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail inilah yang kemudian menjadi landasan teologis syariat berkurban dalam agama Islam. Kisah tersebut terjadi tepat di tanggal 10 Dzulhijjah. Sejak hari itu, umat Islam memperingati tanggal 10 Dzulhijjah dengan hari raya Idul Adha (di Indonesia dikenal dengan hari raya kurban) dimana salah satu ibadah istimewanya adalah berkurban. 10 Dzulhijjah juga merupakan puncak bagi mereka yang sunggung-sunggung melakukan ibadah sunnah pada sepuluh hari pertama di bulan ini. Atau bagi mereka yang telah menjalankan rukun utama ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah.

           Sejatinya, setiap orang berhak bergembira untuk menyambut hari raya, bukan hanya orang-orang tertentu. Hari raya adalah kebahagiaan umat Islam di seluruh dunia baik itu hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Ibadah kurban yang menghiasi Idul adha adalah bukti bahwa Islam mengajarkan agar hari raya menciptakan kebahagiaan bersama. Orang yang mampu berkurban, akan membagikan daging hewan kurban kepada orang-orang yang tidak mampu, yang sebagian dari mereka mungkin hanya merasakan daging setahun sekali. Dari sini, terciptalah kebahagiaan yang merata.

          Idul Adha di tahun 2020 ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Serba-serbi perayaan Idul Adha pun dibatasi bahkan ditiadakan untuk mencegah cluster baru Covid19. Ridwan Amiruddin (Ketua Prodi S3 Kesmas Unhas dan Ketua Persakmi Indonesia dan Ketua PAEI Sulsel) dalam tulisannya mengatakan bahwa menurut level penularan di berbagai arena, kegiatan-kegiatan keagamaan yang mengumpulkan massa besar pada waktu yang bersamaan pada satu titik waktu tertentu termasuk dalam level 9 (tertinggi) dalam transmisi Covid19. Ia juga menuliskan, negara-negara seperti Australia mengambil kebijakan untuk membatalkan pelaksanaan Idul Adha kerena oeningkatan kasus di wilayah Quensland. Hal ini menunjukkan betapa hati-hatinya negara tersebut dalam menyikapi peningkatan kasus Covid19 pada kegiatan keagamaan. Indonesia sendiri tetap melaksanakan momentum Idul Adha, seperti shalat Ied dan penyembelihan hewan kurban dengan protokol kesehatan yang ketat sebagaimana disebutkan dalam Surat Edaran Kementrian Agama Nomor 18/2020 tentang Penyelenggaraan Idul Adha dan Hewan Kurban 2020 M.  

         Sejauh ini, kasus Covid19 selalu meningkat per harinya. Upaya kecil yang bisa kita lakukan untuk berbagi kegembiraan pada saudara-saudara kita yang terkena dampak Covid19 ini adalah lantunan doa untuk mereka pada hari yang penuh keberkahan ini. Pada hari yang semestinya semua orang bergembira, mereka menahan kesedihan, merasakan perihnya kehidupan dan menanggung beban hidup yang serba kesulitan. Ingatlah ketika kita membantu orang-orang yang membutuhkan atau mendoakan mereka, pada hakikatnya kita sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Seperti yang tertuang di Q. S al-Isra` ayat 7 :

(إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ (سورة الإسراء: ٧

Maknanya: “Jika kalian berbuat baik, sejatinya kalian telah berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS al-Isra’: 7)

*Penulis adalah anggota JQH 2019 divisi Tahfidz



Posting Komentar

0 Komentar