17 Ramadhan Hari Nuzulul Quran, Pahami dengan Dasar yang Valid!!

Sumber gambar : www.google.com

Oleh : M. Akmal Habib*

Serba-serbi perayaan Nuzulul Qur`an sering kita jumpai dengan serimonial seperti pengajian-pengajian, tabligh akbar, hingga khataman Al-Qur`an di setiap tanggal 17 Ramadhan. Selama ini kita tau, bahwa tanggal 17 Ramadhan adalah hari diturunkannya Al-Qur`an. Namun benarkah Al-Qur`an diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan?

Kalian pernah baca Qur`an surah Al-Qadr kan? Pasti pernah dong. Jika menilik ayat pertama dari surah ini,  إنا أنزلناه في ليلة القدر yang artinya “Kami menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam lailatul qadr”, disebutkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur`an pada malam lailatul qadr. Nah, pertanyannya sekarang adalah apakah malam lailatul qadr itu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan? Apa jangan-jangan peringatan Nuzulul Qur`an pada tanggal 17 Ramadhan itu tanpa dasar yang valid? Yuk, simak penjelasan di bawah ini agar tidak salah paham.

Nuzulul Qur`an secara bahasa berasal dari kata nuzul dan qur`an yang berarti turun dan Al-Qur`an. Nuzul sendiri dalam ilmu sharf  berasal dari kata نزل - ينزل - نزولا. Lebih lanjut lagi, dalam Al-Qur`an kata nazala dan berbagai derivasinya (tashrifannya, bahasa pesantren) yang disandingkan dengan Al-Qur`an ada yang berupa أَنْزَلَ dan ada yang berupa نَزَّلَ. Apa sih pengaruh perbedaannya? Kalau أَنْزَلَ artinya adalah proses penurunan Al-Qur`an dari Lauhil Mahfudz ke Baitil ‘Izzah di langit dunia secara spontan dan keseluruhan. Peristiwa inilah yang disebut dengan inzal. Sedangkan نَزَّلَ artinya adalah proses penurunan Al-Qur`an dari Baitil ‘Izzah kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur yang disesuaikan dengan kondisi sosial yang melatarbelakanginya. Hal ini dinamai dengan tanzil.

Muhammad Syahrur, tokoh intelektual muslim kontemporer menjelaskan bahwasanya inzal merupakan proses perubahan kalamullah yang sebelumnya tidak dapat dinalar oleh akal manusia bagaimana wujudnya menuju ke sebuah bentuk. Hal ini dapat dilihat pada ayat إنا أنزلناه قرآنا عربيا لعلكم تعقلون Sungguh kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) dalam bahasa Arab agar kalian dapat berpikir”. Jadi, yang sebenarnya diperingati sebagai peringatan peristiwa Nuzulul Qur`an adalah proses tanzil yang pertama kali atau proses pewahyuan Al-Qur`an kepada Nabi Muhammad yang pertama kali bukan proses inzal yang bertepatan dengan malam lailatul qadar. Lantas, apa yang menjadi dasar peringatan Nuzulul Qur`an pada tanggal 17 Ramadhan?

Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Berikut penjelasannya:

1.     17 Ramadhan. Pendapat ini diutarakan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Al-Bidayah wa al-Nihayah. Di sana ditemukan penjelasan mengenai Q.S. Al-Anfal : 41:

 إن كنتم آمنتم بالله وما أنزلنا على عبدنا يوم الفرقان يوم التقى الجمعان .... 

       “…. Jika kalian beriman kepada Allah dan apa yang Kami turunkan pada hamba Kami pada hari furqan, yaitu hari bertemunya dua pasukan ….”- yang bersumber dari apa yang diriwayatkan oleh Al-Barra’ bin Azib. Ibnu Katsir mengatakan bahwa peristiwa yang disebut dalam ayat di atas adalah perang Badar yang bertepatan dengan Jum`at dini hari tanggal 17 Ramadhan. Ini bukan berarti Al-Qur`an turun bertepatan dengan perang Badar. Melainkan hari Perang Badar bertepatan dengan hari turunnya Al-Qur`an pertama kali beberapa tahun yang lalu.

2.     21 Ramadhan. Pendapat ini dikemukakan oleh Shofiyyur Rahman al-Mubarakfuri (1943-2006), seorang ulama hadis kenamaan dari India. Dalam karyanya yang berjudul Al-Rahiq al-Makhtum beliau mengungkapkan hasil penelitian beliau tentang turunnya Al-Qur`an yang pertama kali berdasarkan hadis yang menyatakan bahwa hari Senin adalah hari dimana Nabi Muhammad diutus menjadi Nabi. Beliau menyatakan bahwa hari Senin pada Ramadhan tahun itu bertepatan dengan tanggal 7, 14, 21, dan 28 Ramadhan. Namun beliau lebih setuju bahwa Nuzulul Qur`an bertepatan dengan 21 Ramadhan.

Peringatan Nuzulul Qur`an di Indonesia diprakarsai oleh H. Agus Salim, Menteri Agama Republik Indonesia yang saat itu menjabat di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Nampaknya, pendapat yang menyatakan 17 Ramadhan sebagai Nuzulul Quran yang lebih dipilih oleh beliau sebagai dasar peringatan Nuzulul Quran di Indonesia. Buya Hamka dalam ceramahnya yang diupload di Channel Youtube resminya menuturkan bahwasanya ada yang lebih penting dari sekedar perdebatan tentang hari peringatan Nuzulul Qur`an, yakni peringatan Nuzulul Qur`an itu sendiri. Apakah Al-Qur`an sudah menghiasi perilaku kita atau belum?!

Tentu saja, dikarenakan hal ini merupakan khilafiyah dalam permasalahan yang sifatnya furu’iyyah (cabang) maka selayaknya kita tidak perlu membesar-besarkannya. Di satu sisi, tradisi peringatan Nuzulul Qur`an pada tanggal 17 Ramadhan diisi oleh kegiatan-kegiatan yang sangat positif dan tidak bertentangan dengan syariat. Hemat penulis, selama tradisi itu baik dan tidak bertentangan dengan agama. Apa salahnya jika kita ikut meramaikan tradisi tersebut dengan memperbanyak frekuensi membaca Al-Qur`an serta doa : اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عنا.

*Penulis adalah anggota JQH 2016 sekaligus Ketua II JQH eL-Fasya eL-Febi’s 2018/2019

Posting Komentar

0 Komentar