Assalamu’alaikum..
Mungkin tulisan ini tidak penting. Namun ada hal sepele, yang
kebanyakan orang tak pernah menyadari hal itu penting tertuang dalam tulisan
ini. Apa kau menyebut ini curhat? bolehlah..
Siapa
pun itu yang membaca tulisan ini, kumohon renungilah!!
Jika aku bertanya, apa yang membuatmu kesal, jengkel, dan bahkan
marah? Maka kurasa kau akan berpikir keras untuk mendapatkan jawaban atas
pertanyaan ini. Apa mungkin tidak? Entahlah.
Bagiku, sesuatu yang sangat menyebalkan adalah menunggu. Kata kerja
yang satu ini memang selalu menimbulkan keresahan atau kegelisahan jika di atas
ambang kewajaran. Pasalnya, waktu yang dihabiskan dengan kesibukan terasa lebih
singkat daripada yang tidak.
Sebenarnya tulisan ini berangkat dari pengalaman beberapa kali diundang
rapat teman-teman kampus yang mulainya bisa molor sampai 1 jam bahkan lebih.
Padahal aku datang 5 menit sebelum acara dimulai. Katakanlah undangan jam 8
pagi, menjelang pukul 10 baru dimulai karena banyak peserta yang hadir
terlambat. Jika satu atau dua orang terlambat mungkin bisa dimaklumi. Tetapi
ini, separuh undangan pun tidak ada. Satu yang kadang mengesalkan adalah orang
yang mengundang juga ikut-ikutan terlambat. Biasanya tanpa minta maaf, seolah-olah
orang mengerti bahwa keterlambatan mereka tidak menimbulkan masalah.
Tidak dapat dipungkiri memang, hampir di sebuah acara yang diadakan
oleh mahasiswa saat ini tidak pernah bisa ontime. Semua
kegiatan-kegiatan, apapun bentuknya ketika diorganisir oleh kelompok mahasiswa
hampir bisa dipastikan jadwalnya molor atau “ngaret”. Hal ini tidak
terlepas dari kebiasaan “ngaret” yang sudah membudaya di kalangan
mahasiswa.
Sebagai mahasiswa, aku yakin kalian sering mengalami hal di atas.
Tanpa disadari realitas mahasiswa dan
kedisiplinannya dalam hal waktu yang hampir pasti tidak pernah ontime, menjadikan mahasiswa lalai akan
hal yang sepele.
Semasa sekolah dulu, kita dididik untuk
datang tepat waktu. Sekolah-sekolah dengan pola disiplin tinggi bahkan melarang
siswa yang datang terlambat untuk ikut pelajaran. Dosen-dosen senior bahkan
punya aturan bahwa tidak ada toleransi bagi mahasiswanya yang datang terlambat.
Fenomena jam karet sudah merebak
bak jamur yang tumbuh setiap musim acara yang diadakan oleh mahasiswa bergulir.
Lantas bagaimana hal tersebut dapat diatasi oleh mahasiswa?
Tepat waktu jelas butuh komitmen.
Tetapi jangan khawatir. Aku punya beberapa tips yang kurasa harus kalian
terapkan dalam menjalani aktivitas.
Pertama, memotivasi diri sendiri. Apalah
artinya jika semua tidak diniatkan dari diri sendiri. Sebelum kau mengingatkan
orang laian, kau juga harus bisa memotivasi dari sendiri untuk tidak ngaret.
Jika ada kemauan atau motivasi dari diri sendiri, semuanya akan berjalan sesuai
dengan harapan, percayalah. Semangat untuk berbenah.
Kedua, catat jadwal rapat atau
pertemuan. Mencatat! Hal kecil yang sering disepelekan. Dengan hal kecil saja
kau menyepelekan, bagaimana dengan yang lainnya?! Mungkin terlihat sepele,
tetapi dengan mencatat jadwal, kau bisa lebih prepare.
Ketiga, hormati orang lain. Jika kau
ingin dihormati orang, kau juga harus menghormati orang lain. Cara untuk
menghormati orang lain salah satunya yaitu dengan datang tepat waktu ketika
bertemum. Tidak membuat orang lain menunggu lama kedatangan kita. Menghormati
orang lain, juga menghargai waktu.
Keempat, sadar bahwa ngaret itu unfaedah
(tidak bermanfaat). Dimulai dari diri sendiri, kau bisa menyadarkan orang lain
dengan sikapmu yang baik (tepat waktu). Jika tidak bisa diungkapkan dengan
perkataan, kau bisa membuktikannya dengan perbuatan.
Kelima, budayakan rasa malu ketika
berbuat salah atau mengecewakan orang lain.
Keenam, selalu terapkan prinsip “Tepat
waktu pulang cepat”.
Satu lagi tentang tepat waktu. Aku
selalu ingat petuah bijak dari guruku yang mengatakan, “Waktu adalah pedang.
Jika kau pempermainkannya, maka kau akan terkena pedang itu. Ingat anakku, Datang
lebih awal akan membuat kita siap untuk apa yang akan kita kerjakan”.
(Eva N. A.)
0 Komentar