Awal Muharrom Sebagai Momentum Berbenah Untuk Kesuksesan Masa Depan



Dalam menyambut tahun baru Islam 1440H UKM JQH el-Fasya eL-Febi’s mengadakan Muhadloroh. Acara tersebut diawali dengan pembacaan Al-Qur’an dan Khataman mulai jam 08.00-17.00 WIB. Kemudian dilanjut acara istigasah lalu Mauidloh Hasanan yang diisi langsung oleh Pembina JQH beliau Bapak Dr. KH. Moh Arja Imroni M.Ag.

Dalam materinya, beliau menyampaikan bagaimana perjuangan Rasulullah ketika hijrah. Banyak tantangan yang muncul saat itu. Karena itu, untuk menyikapi banyaknya tantangan tersebut, Rasul menyusun strategi dalam hijrahnya.

Sebahai contoh, dalam sebuah kisah pernah rumah Rasuluaah dikepung  oleh sekelompok pemuda dari berbagai suku Qurays. Untuk keluar rumah pun sangat mustahil, karena  pemuda-pemuda tersebut membawa sanjata yang siap membunuh Nabi. Karena itu Rasulullah membuat strategi supaya aman. Saat itu sahabat Ali bin Abi Thalib disuruh untuk menjadi Stuntman Nabi (peran pengganti). Sahabat Ali menggantikan Nabi untuk tidur di ranjang dan menutup badannya rapat-rapat dengan selimut yang biasa di pakai Nabi saat tidur. Setelah itu Nabi pun keluar rumah dangan menyebarkan pasir sembari berdoa kepada Allah. Alhasil semua kafir yang menunggu tersebut tertidur. Nabi pun keluar rumah dengan selamat. Dan masih banyak lagi strategi hijrah Rasul yang lain

Dalam hijrahnya Rasul pun juga mempersiapkan segala hal seperti bekal, transportasi, intelegent dan sebagainya. Semua itu dilakukan demi suksesnya dalam memperjuangkan agama Islam.

Banyak pelajaran yang diambil dari perjuangan hijrah Rasul. Sebagai seorang mahasiswa kita siasati makna hijrah sebagai momentum kita untuk melakukan perubahan. Dimana yang buruk supaya bisa menjadi baik, dan yang biasa-biasa saja supaya menjadi lebih baik. Atur strategi kita supaya tujuan kita bisa tercapai.

Seperti membaca buku, sebagai seorang mahasiswa, pantasnya harus rajin belajar atau membaca buku. Hal tersebut dilakukan supaya wawasan kita lebih bertambah. Intinya jangan sampai pola pikir kita itu stagnan/tidak berubah/mandeg. Jika pikiran tidak berkembang, bisa saja akan tergilas oleh lingkungan.

Sebagai mahasiswa kita juga harus menjadi tokoh penggerak, menggerakan situsai supaya dapat berubah menjadi lebih baik.

Dalam hijrah harus didasari niat yang benar dan karena Allah. Berangkat dari rumah untuk kuliah harus dengan niat yang benar, yaitu menuntut ilmu. Sehingga ilmu tersebut bisa menjadi berkah.
Karena itu di awal muharrom ini, susun rencana, atur strategi untuk merubah hal yang buruk menjadi yang baik, yang biasa-biasa menjadi lebih baik dan supaya mampu bersaing di kemudian hari.

Oleh: Akmal

Video mauidhoh bisa ditonton DISINI


Posting Komentar

0 Komentar